Pergeseran peradaban tidak
hanya terjadi pada sektor ekonomi dan teknologi saja melainkan terjadi pada
sektor pendidikan juga. Masyarakat mengira pendidikan tidak akan terjadi
pergeseran dan perubahan karena pada sektor ini adalah penyebaran ilmu dan
tidak akan digintikan oleh apapun itu.
Namun yang banyak terjadi
dan kita lihat adalah pada sektor pendidikan sudah banyak menggunakan aplikasi untuk
penyebaran ilmu dan membuat materi-materi dalam pelajaran menggunakan teknologi
sehingga materi tersebut terlihat menarik.
Banyak hal kecil yang
mengakibatkan perubahan besar atau bisa disebut dengan “nudge” kita sekarang
bisa melihat ceramah-ceramah, materi-materi pembelajaran dan riset dari para ilmuwan di dunia dari teknologi aplikasi ataupun media yang
khusus menampung ilmu pengetahuan. Hal ini yang dulu tidak kita pikirkan dalam dunia
pendidikan.
Seiring adanya perubahan
dalam pendidikan masih saja ada hal yang kontra dengan ini, kita lihat saja
banyak pendidik baik guru ataupun dosen yang belum dapat menyesuaikan dengan teknologi ketika
mengajar. Mereka hanya mengajar dengan otodidk, hanyak menyuapi materi kepada
siswa-siswanya. Mereka enggan mengembangkan ilmu-ilmunya agar lebih update.
Yang hilang adalah jenis
pekerjaan sedangkan pekerjaannya akan tetap ada
Membaca laporan PBB yang
berjudul “the learning generation” disebutkan bahwa dua pertiga jenis pekerjaan
akan hilang. Kita artikan disini jenis pekerjaan itu adalah job sedangkan
pekerjaannya adalah work dan tidak akan digantikan dengan tekonologi. Work akan
terus bertambah seiring dengan bertambahnya manusia namun job nya akan berbeda.
Work disini misalnya
adalah dokter yang menangani manusia tidak akan hilang oleh teknologi, namun
job dokter akan cepat berubah karena adanya teknologi, job tersebut akan
mempermudah pekerjaan dokter, namun tidak bisa digantikan dengan robot.
Saat ini dokter tidak
akan membedah pasien dengan menggunakan pisau bedah jika tidak dalam keadaan
terpaksa melainkan menggunakan teknologi AI (Artificial Inteligen), robot atau IT
disamping pisau bedah konvensional.
Tidak mau belajar dan
memahami
Buta aksara pada saat ini
bukanlah buta aksara dalam baca tulis melainkan buta dalam belajar, banyak anak
yang enggan belajar dan belajar lagi, mereka ketika menuntut ilmu tidak dapat
memahami apa esensi dari ilmu tersebut dan mereka enggan menggali ilmu yang
telah mereka dapat. Banyak juga selain siswa dan mahasiswa pendidiknya pun enggan
memahami dan mengajarkan ilmu tersebut lebih mendalam. Hanya menginformasikan
ilmu tersebut. Para mahasiswa dan dosen bahkan tidak memahami apa yang sedang
mereka tulis dan mereka teliti.
Pada masa sekarang
meluluskan siswa dan mahasiswa harus serba cepat dan dalam jumlah banyak, hal
ini yang mengakibatkan berkurangnya kualitas lulusan. Lulusan mereka ada yang
bagus dan ada yang tidak karena kurang berkembangnya talenta. Kita mengabaikan talenta individu yang beragam
dan menjadikannya seragam.
Ada kisah dalam bukunya disrupting
class karya clayton Christensen mengenai anak yang pintar di dunia olah raga
namun kesulitan dalam menjelaskan rumus-rumus fisika. Dia tidak bodoh tetapi
semudah apapun guru menjelaskannya dia tidak mudah memahami. Namun, ketika
ayahnya menjelaskan konsep praktik disbanding teori dia dapat dengan mudah memahami
konsep tersebut. Keberagaman inilah yang perlu pendidik ketahui, dan bisa lebih
mengenal Teknik mengajar.
Shifting, Rhenald Kasali
(2018)
Comments
Post a Comment