Hari terakhir di Lanal Malang
kami ada kegiatan halang rintang, jelajah serta makan nasi padang. Untuk halang
rintang mungkin sudah banyak yang tau kegiatannya seperti apa. Kami diberikan
kegiatan seperti terjun dari atas ketinggian dan panjat memanjat. Untuk menjelajah
kita diharuskan jalan kaki sekitar 6 kilo meter. Setelah melakukan jelajah kita
disuguhi makanan padang, jangan dikira makanan padang yang enak dengan lauk
rendang ya. Tapi ini adalah makanan urap sayur mentah yang dicampur dengan
telur mentah, dan dimakannya dilapangan berumput. Makanya dinamakan nasi
padang. Bisa Anda bayangkan kah rasanya
seperti apa? Nano-nano bukan?. ya bagi orang yang tidak tahan pasti ada rasa
jijik. Akan tetapi makanan tersebut harus dihabiskan, jika tidak hukuman dari Pak
TNI mengintai.
“ ayo cepat habiskan,
kalian dipenempatan nanti tidak akan bisa makan-makan enak” teriak Pak TNI
“ jika dalam hitungan ke
lima tidak habis, siap-siap teman yang disebelahnya menghabiskan, satu…, dua…,
tiga…, empat…lima,… berdiri. Bagi yang tidak habis silakan pushup 15 kali” Pekikan
ibu TNI terdengar membahana ditelinga.
Kegiatan-demi kegiatan
yang telah kami lalui bisa jadi akan bermanfaat ketika kita hidup dimasyarakat
nanti. Kita akan menemui segala keterbatasan,
dan ketidaknyamanan. Latihan ini akan membawa kita untuk tahan terhadap
kemalangan hidup. Kini saatnya kehidupan dalam keterbatasan dimulai.
Setelah kita menjalani
jelajah pagi kita dihadapkan pada proses pengumuman penempatan. Saat ini disuasana
sore hari yang syahdu kami dikumpulkan untuk menunggu pengumuman itu. Papan pengumuman
sudah terpampang di pagar pembatas lapangan, kami satu persatu diharuskan
melihat papan papan tersebut.
Aku sudah menamukan
namaku pada sebuah kertas, dimana disitu tertulis sebuah tempat aceh selatan. Sebuah
tempat yang tidak pernah aku bayangkan akan mengunjunginya. Bahkan mendengar Namanya
saja barusan, yang biasa aku dengar hanyalah nama provinsi Nangro Aceh Darussalam.
Lantas aceh selatan dimanakah tempat itu berada?
Sebelum berangkat ke
tempat penempatan kami ada pembekalan dari dinas pendidikan daerah penempatan
ada Bapak Danar yang menyampaikan pada saat itu. Beliau menyampaikan kondisi
aceh selatan yang menggunakan hukum cambuk untuk menghukum orang yang bersalah.
Keadaan pendidikannya seperti apa, serta peralatan dan baju yang bagaimana yang
harus kami gunakan ketika di daerah tersebut.
“Aceh selatan adalah
tempat dimana hukum syariah diberlakukan, dimana semua kehidupan diatur oleh hukum
syariah. Jika kita keluar tidak diperbolehkan Bersama non muhrim, memakai baju
pun juga harus tertutup. Pembelajaran dilakukan seperti layaknya di jawa. Namun
ada libur yang lebih panjang ketika hari-hari keagamaan.” Begitu beliau
menyampaikan materi.
Siang hari sesudah ada
materi tentang daerah penempatan kami menyiapkan dan melengkapi perlengkapan
yang akan kita bawa esok hari ke daerah penempatan. Kami juga diberikan kesempatan
untuk pesiar alias jalan-jalan sesuai waktu yang telah diberikan, dan dibolehkan
untuk dijenguh oleh keluarga. Kala itu aku memilih untuk berdiam diri dibarak
karena capek. Namun, ada kakak dan sepupuku yang menjengukku dan mengantar kan
barang-barang yang dibawa nanti malam ada baju, makanan dan lain-lain.
Kakakku juga sangat
terharu sekali karena akan kepergianku setahun ini.
“ piye kabare nduk, sehat?,
iki mau tak gawakne klambi, jeruk, karo enek jajan” ujar beliau.
“ tadi bapakmu tak pamiti kalau mbak Sri mau menjenguk
Nana, tak tanya juga apa Pake mau ikut menjenguk Ari? Nggak usah katanya. Bilang
Kakakku
Mungkin Bapakku belum begitu rela aku pergi
meninggalkan rumah meskipun kemarin bilang iya membolehkan. Sungguh keputusan
yang berat juga meninggalkan rumah dengan orang tua yang belum betul-betul
rela.
Ya mala ini tibalah
saatnya pemberangkatan, kami disiapkan bis pariwisata untuk mengangkut kami
menuju bandara. Karena jarak Lanal Malang ke Bandara kurang lebih dua setengah
jam. Kami tepat pukul 03.00 berangkat menuju bandara, suasana dinginnya malam
membuat syahdu suasana akhirnya kami berangkat menuju aceh selatan.
Perjalanan dari Surabaya menuju
aceh selatan membutuhkan beberapa kali transit pesawat, dan dibutuhkan waktu 4
jam untuk mencapai bandara aceh. Setelah sampai aceh selatan kami dijemput oleh
bus kota. Serasa menjadi tamu terhormat saja dijemput pakai bus. Kami membutuhkan
waktu dua belas jam untuk sampai ke kabupaten aceh selatan.
Sepanjang perjalanan dari
banda aceh ke kabupaten aceh selatan kami tidur karena malam hari dan kondisi
kami capek. Sampai diaceh selatan kami berhenti di dinas pendidikan aceh selatan.
Disana kami disambut oleh bapak kepala dinas aceh selatan. Kami menyanyikan
yel-yel yang telah kami dapatkan di Lanal Malang kemarin dengan penuh semangat.
Bapak Kepala dinas sungguh
salut dengan semangat kami, “ saya sungguh bangga dan salut dengan semangat
kalian semua, anak-anak aceh membutuhkan, guru-guru yang semangat seperti
kalian. Ya itu melecutkan semangat kami untuk mengabdi di daerah ini. Sungguh pengghargaan
yang membanggakan.
Kami melihat aceh
memiliki pemandangan yang indah dengan adanya pantai di sepanjang jalan, dan
tebing disisi jalan yang lain. Kami melihat pembangunan yang cepatmeskipun aceh
sempat dilanda bencana sunami beberapa tahun yang lalu.
Kini aceh merupakan rumah
ke sekianku, tempatku mengabdi selama satu tahun ke depan. Pengabdianku dimulai
dengan megenal lingkungan sekitar, budaya sekitar, keadaan ekonomi, dan keadaan
pendidikan. Oh ya kami disini tidak sendirian. Ada gita, Ali, Lia, fina, ucik,
siska, yona, tije, dan kak Nola yang menjadi teman selama pengabdianku.
Comments
Post a Comment