Perjalanan menjadi seorang pendidik
berbeda-beda ada yang menjadi honorer dahulu, ada yang ikut program pemerintah,
ada yang langsung ,menjadi PNS, dan lain sebagainya. Aku menjadi pendidik
dengan jalur program pemerintah dan harus mengabdi dahulu ke daerah 3T. Kala
itu tepatnya dari delapan tahun sebelum cerita ini ditulis ada sebuah pengumuman
bahwa aka nada perekrutan pendidik yang ditugaskan untuk mengajar di daerah 3T.
Khusus untuk sarjana lulusan 3 tahun terakhir. Sebetulnya program ini sudah ada sejak beberapa
tahun yang lalu tetapi pada saat tahun sebelumnya saya tidak ikut karena terkendala
izin keluarga. Pada tahun ini karena
bujuk rayuku kepada Bapak menghasilkan sebuah izin yang membuatku ikut untuk
mengabdi ke pelosok Negeri.
Perjalanan pun dimulai ketika saya
mengisi form pendaftaran secara online. Pengumuman adminstrasipun dimunculkan dan aku menjadi salah satu yang
lolos tersebut. Seleksi akademik pun dilakukan diantara ratusan orang yang
mengikuti seleksi tersebut. Aku lagi-lagi menjadi salah satu yang lolos
diantara orang yang lolos dijurusanku pada saat itu. Di jurusanku aku ketemu
beberapa orang antara lain, husna, Tiyas, Ana, Rachmi, Alin, Ida, wawan, Udhi, Tio,
Brian, Rio,Rian, dan Adi. Selain dari
jurusanku ada ratusan orang dari jurusan lain.
Pada saat itu aku mendengar kabar ada
salah satu teman SMA ku juga mengikuti progam ini Dwi namanya dan ada salah
seorang yang aku kenal yaitu Uut. Saya senang
sekali ketika mendengar mereka ikut dan lolos, berarti akua da teman ngobrol ketika
disana nanti. Saat itu aku dan teman-temanku sedang menunggu pemanggilan untuk masa
prakondisi. Kabarnya prakondisi ini dilaksanakan di Lanal Malang, sebuah markas
TNI di Malang. Hatiku dag dig dug menunggu masa-masa prakondisi ini. Kabarnya kita
nanti akan di tempa oleh Bapak-bapak tantara, dan menggunakan sistem gugur. Dimana
peserta yang tidak kuat pada tahap ini dipastikan menyerah dan mengundurkan
diri alias tidak ikut untuk berangkat ke medan perang.
Tiba waktunya pengumuman prakondisi
pun dimulai, disitu tertera kapan kita akan berangkat untuk mengikuti prakondisi,
serta persyaratan apa saja yang harus kita bawa untuk mengikuti prakondisi,
termasuk segala surat, seragam, baju sehari-hari, dan peralatan yang akan kita
bawa untuk menuju ke tempat pengabdian. Aku bergegas untuk mencari perlengkapan
yang sudah dianjurkan untuk dibawa termasuk perlengkapan untuk mengajar.
Hari ini hari minggu kita wajib
sampai tempat prakondisi sebelum dzuhur. Aku pun berangkat ke Malang diantar saudaraku
menggunakan mobil. Aku pagi-pagi sekali sudah berangkat dari Blitar membawa
koper besar berisi segala perlengkapan untuk prakonsdisi dan untuk di
penempatan pengabdian nanti yang sampai sekarang pun saya tidak tahu akan
ditempatkan di mana karena penempatan rencananya akan diumumkan pada hari
terakhir.
Ketika sampai di Lanal Malang kita
sudah disambut dengan Bapak Ibu anggota TNI AL. Kami diarahkan untuk berbaris
dan dicek Kesehatan oleh mbak-mbak anggota TNI yang cantik-cantik. Kami dicek
tensi dan ditanya apakah memiliki penyakit kronis, penyakit jantung, dan
mempunyai alergi terhadap apa. Seleseainya pengecekan Kesehatan kami di suruh
untuk berbaris secara rapi dan mengecek barang bawaan. Setelah itu ada
pembagian regu dan pembagian pemimpin regu.
Setelah pengecekan dan pembagian barang
bawaan selesai kami diarahkan untuk menuju barak TNI. Disana disediakan banyak
tempat tidur bertingkat, dimana harus kita
harus memakaikan sprei pada tempat tidur kita dan itu harus kita pasang serapi
mungkin sampai ketika kita melempar koin bisa terpentaal dari tempat tidur. Sungguh
ini Bagai syok terapi bagiku dan bagi teman-temanku yang sebelumnya tidak
pernah mendapatkan tempaan seperti ini.
Teriakan Bapak-Ibu TNI harus kita dengarkan
setiap hari. “ Ayo Lari cepat” Teriak seorang Bapak TNI Bernama Bapak Gunarto.
“Itu yang tidak lari, jalan jongkok”
Teriak Bapak Anggota TNI satunya lagi Windarto Namanya.
Kita disini semua mulai kegiatan
bangun pagi sampai tidur Kembali diatur semua. Mulai bangun pagi kita ada
kegiatan bersih diri dan beribadah. Setelah beribadah kita ada kegiatan
olahraga, biasanya ada senam dan lari. Hal
tersebut dilakukan secara rutin dan teratur. Sampai-sampai akan masuk ke ruang makan Pun diatur.
Ya… sebelum masuk ruang makan kami
diharuskan untuk berbaris rapi, setelah berbaris rapi, kita diwajibkan untuk
menyanyikan yel-yel yang telah diberikan sebelumnya secara Bersama-sama
dipimpin oleh ketua peleton yang telah ditunjuk sebelumnya.
“jaya hu -jaya he…” salah satu
yel-yel yang kami nyanyikan Bersama-sama. Kita masuk ke ruang makan dengan
berbaris secara berurutan satu persatu. Sebelum mengawali makan pagi komandan
peleton lapor kepada pembina bahwa makan pagi siap di mulai.
“ lapor kami anggota prakondisi SM3T
sejumlah 250 orang lengkap, siap mengikuti makan Pagi.” Tegas komandan peleton.
Makan pagi dimulai dengan dibatasi waktu selama 10 menit oleh Bapak TNI.
“ayo yang cepat makannya, dalam
hitungan ke 10 harus selesai semua makannya tidak ada yang sisa” begitu teriakan
Bapak TNI setiap hari.
Selesai makan Pagi kita ada materi
dari pemateri yang handal. Untuk mengikuti materi kita juga diharuskan untuk
berbaris ketika memasuki ruangan. Materi diberikan oleh para pemateri handal
biasanya dari dosen, anggota TNI, maupun apparat daerah penempatan. Materi yang
diberikan terkait dengan wawasan kebangsaan, bagaimana mengajar di daerah 3T,
dan materi terkait wawasan di daerah penempatan.
Selain materi kita juga dibekali
dengan ketahan malangan. Nah Hal ini yang kita takutkan. Mendengarkan pekikan
bapak TNI ditelinga rasanya ingin menangis, dan ingin menyudahi kegiatan ini.
“ Ayo semangat, tunjukkan
kekompakan kalian.” Pekikan itu yang kerap kali kita dengarkan setiap hari.
Kegiatan-kegiatan sudah kita jalani,
selama dua minggu tinggal menunggu pengumuman penempatan. Hati kami risau
jangan-jangan kita ditempatkan didaerah yang sulit air dan tidak ada listrik sama
sekali itu yang kami takutkan.
Cerita penempatan ada di tulisan selanjutnya
Comments
Post a Comment