Dunia sedang bergeser dari
owning ekonomi menjadi sharing ekonomi, sharing ekonomi ini adalah berbagi
sumber daya atau biasa disebut sharing resources, saling berbagi sumber daya
yang dimiliki. Kini siapapun dapat menikmati apapun tanpa mempunyai asset.
Kini banyak contoh
sharing ekonomi yang dilakukan masyarakat, misalnya mudik bareng, mereka yang
punya mobil menawarkan lewat media online kepada yang membutuhkan kendaraan untuk mudik bareng. Contoh lainnya adalah sharing tempat tinggal, mereka
yang memiliki tempat tinggal dengan kamar yang menganggur menawarkan tempatnya
untuk para wisatawan atau semacam homestay. Namun, kini penawaran tersebut bisa
menggunakan platform misalnya airy.
Ketika lebaran juga
sering kita jumpai penyewaan mobil lepas kunci, dengan kata lain pemilik mobil
meminjamkan mobilnya ke orang lain dengan perjanjian biaya sewa per malamnya berapa.
Hal Ini dapat memudahkan orang yang tidak mempunyai mobil dapat memakai mobil hanya
untuk kebutuhan sementara.
Sharing disini bukan
berarti bagi-bagi asset tetapi aktivitas ekonomi yang saling menguntungkan. Seiring
berkembangnya teknologi akan memudahkan proses sharing ekonomi ini dengan efektif dan efisien. Mereka yang
membutuhkan barang dan jasa akan dengan cepat oleh penyedia sumber daya
tersebut, dan konsumennya juga lebih cepat bisa menikmati tanpa memiliki sumber
daya atau aset.
Sebetulnya kegiatan ini merupakan
sifat alami manusia, sejak zaman dulu kala manusia sudah menerapkan gotong royong
dalam kegiatan ekonomi, misalnya dalam kegiatan selamatan di desa-desa. Mereka saling
membantu dan meminjamkan asetnya untuk orang yang sedang punya hajat. Tentunya dalam
kegiatan ini si punya hajat juga memberikan imbal balik baik berupa uang maupun
barang yang dapat dikonsumsi oleh orang yang punya hajat.
Kegiatan ekonomi gotong
royong yang sampai saat ini masih ada di Indonesia adalah sambatan, sistem
pengairan di bali yang biasa kita sebut subak atau ngayah, gugur gunung atau
kerja bakti yang dilakukan di daerah jawa tengah dan jawa timur.
Dinamika Perubahan Zaman
Perubahan zaman pada abad
ke-20 sebelum maraknya teknologi seperti ini dunia sempat beralih sistem dari
yang semulanya ada sistem ekonomi berbagi selanjutnya kegiatan tersebut semakin
memuadar dan dilanjutkan dengan sistem kepemilikan, dimana orang yang dihargai
adalah orang yang memiliki aset. Status kepemilikan tersebut mengakibatkan manusia
yang lebih materialistis dan memamerkan apa yang mereka miliki. Misalnya dalam
hal fashion banyak masyarakat yang cenderung lebih puas ketika memiliki tas-tas
branded, mobil mewah, gelar akademis dan
lain sebagainya.
Kepemilikan tersebut juga
mengakibatkan asset-aset banyak yang menganggur tidak diberdayakan Rumah-rumah
mewah cenderung jadi pajangan, mobil-mobil mewah tidak terpakai dan cenderung
mengalami pemborosan baik pemborosan biaya, tenaga dan waktu.
Setelah mengalami hal
yang mubadzir tersebut, kini masyarakat Kembali berfikir untuk memanfaatkan aset
mereka yang menganggur, dan sistem sewa Kembali hidup.
sumber:Shifting, Rhenald Kasali (2014)
Comments
Post a Comment