Rina kini telah menduduki kelas 9 pada
sebuah sekolah Dasar di Kota Blitar. Dia adalah anak yang ramah sehingga
mempunyai banyak teman. Teman akrabnya di sekolah adalah Sasa, Ina dan Padma.
Mereka akrab karena rumahnya saling berdekatan.
Setiap hari mereka saling mengunjungi rumah secara bergantian dan
bermain Bersama.
Suatu hari Rina berkunjung ke rumah
Sasa. Sasa adalah anak orang kaya ayahnya bekerja di Luar Negeri. Dia dirumah Bersama
Ibu, Nenek dan Adiknya. Ketika Rina berkunjung ayah Sasa sedang berlibur di
Rumah. Di rumah Sasa saat itu ada banyak suguhan cokelat di Meja. Ibu Sasa
mempersilakan Rina dan Teman-temannya untuk makan cokelat yang telah disediakan di
meja.
“Ayo Rina, Ina, dan Padma di makan
Cokelat dan kuenya”, Ibu Sasa Mempersilakan
“Iya Bu” Jawab Rina Dan Teman-temannya.
Rina dan teman-temannya menikmati
kue dan cokelat yang ada di Meja.
Hmm, Enak cokelatnya, ada kacang ditengahnya.
Iya Enak… mereka saling menimpali.
Iya coklat yang dibawa Ayahku memang
selalu enak.
Setelah puas makan kue dan cokelat yang
disuguhkan mereka lalu bermain. Sasa mengajak Rina, Ina dan Padma masuk ke kamarnya.
Mereka pun masuk ke kamar Sasa.
Rina dan teman-temannya tertegun saat
melihat kamar Sasa. Disana banyak buku-buku dan mainan bagus. Ada buku cerita,
ensiklopedia anak, dan komik. Mainannya
pun bagus-bagus. Disana ada boneka dan puzzle.
Sa, di kamarmu kok banyak buku dan
mainan ya?”, tanya Ina kepada Sasa.
Iya Na, ini aku beli sendiri lho”,
kata Sasa
Oh, iya kamu beli Sendiri, tapi
uangnya dari Ibu dan Ayahmu kan?
Ow tidak ya, aku mengumpulkan uang sendiri
untuk beli buku dan mainan ini.
“Hah Beneran beli sendiri?”, Tanya
Padma bertanya-tanya
Iya Ma, kata Ibuku aku harus menyisihkan
uangku untuk di tabung dan di berikan pada orang yang membutuhkan.
Emang kamu diberi uang berapa Sa
sama Ibumu? Tanya Ina
“5000 per hari”, Jawab Sasa.
“Emang kamu nggak beli jajan Sa”,tanya
padma
Aku jarang beli jajan karena ibuku
selalu membawakan bekal buat sekolah, ibuku bilang kalua tidak kepingin banget tidak
usah beli jajan. Uangnya disimpan saja.
Ini lho, aku menyimpan uang untuk
ditabung di sini dan untuk shodaqoh disini. Aku biasanya menyimpan uangku 1000
untuk shodaqoh. 2000 untuk ditabung. Sisanya biasanya kalua aku tidak pingin
beli jajan ya aku simpan untuk beli jajan ke esokan harinya, karena kan ibuku setiap
hari menyediakan jajan jadi tidak usah beli. Kata ibuku makan di rumah lebih
sehat.
Rina yang cerdas selalu memikirkan
apa yang dikatakan orang disekitarnya. Dia berinisiatif untuk bilang ke orang
tuanya agar dibelikan celengan, dan bilang ke ibunya kalua dia tidak ingin beli
jajan di luar dan minta dibawakan bekal untuk makan siang.
Sampai suatu waktu uang
dicelengannya terkumpul sebanyak lima ratus ribu. Dia berhasil membeli buku
cerita dan mainan yang sudah diinginkan sejak lama. Rina lalu menceritkan pengalaman menabungnya ke Sasa,
Ina, dan Padma.
“Teman-teman aku baru beli buku dan
mainan. Ini hasil tabunganku sendiri lho.” Kata Rina kepada Teman-temannya.
Sasa senang mendengarnya. “Oh yang
benar Rin? Baguslah kalau begitu. Kata ibuku kalau bisa membeli sesuatu dari
uang yang kita kumpulkan sendiri itu menyenangkan.”, Kata Sasa.
Betul Sa, saya sangat senang
membeli ini dari uangku sendiri. Aku mengumpulkan uangku dicelengan yang ku
beri nama Pig-Pig. Kemarin genap satu bulan aku membukanya dan sudah terkumpul lima
ratus ribu.
Teman-teman Rina yang lain ikut
senang mendengarnya dan ingin ikut menabung juga, mereka ingin membeli seuatu
dengan uangnya sendiri.
Comments
Post a Comment