Membahas remaja
sungguh sangatlah menarik, karena mereka masih pada tahap perkembangan yang
masih labil masih membutuhkan peran orang tua, guru, serta lingkungan mereka
tinggal dan pertemanan. Remaja merupakan anak-anak muda berusia 11-18 tahun.
Masa ini adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa awal. Pada usia
tersebut anak-anak masih membutuhkan bantuan orang tua dalam merespon
lingkungan dan pergaulan terhadap teman dan orang tua disekitar mereka dalam
menemukan konsep diri. Jika proses penemuan konsep diri tersebut tidak direspon
dengan baik dan tanpa pendampingan orang tua
akan mengakibatkan penyimpangan sosial yang dinamakan kenakalan remaja. Perilaku tersebut dapat merugikan dirinya
sendiri, orang lain maupun lingkungan sekitar.
Kenakalan remaja merupakan perilaku anak-anak diusia
10-18 tahun yang menyimpang yang disebabkan penemuan konsep diri yang kurang
matang. Menurut muawanah (2012) konsep
diri merupakan proses penemuan tentang jati diri baik secara fisik maupun
psikis. Sangatlah Banyak pertanyaan yang sering timbul dalam diri remaja
misalnya tentang apa yang harus mereka lakukan.
Konsep diri juga terkait dengan pertanyaan tentang bagaimana hubungan
dengan dirinya sendiri, dengan Tuhan Nya, orang tua, teman sebaya serta
lingkungan sekitar.
Selain faktor
konsep diri kenakalan remaja juga dikarenakan adanya emosi yang belum matang,
emosi pada remaja terkait dengan bagaimana remaja tersebut melakukan
pengendalian terhadap rasa marah, sedih, dan Bahagia berlebihan. Emosi remaja
yang positif akan menguntungkan dirinya, sendiri orang tua dan lingkungannya.
Emosi yang positif ini contohnya adalah dengan mengikuti kegiatan social
seperti mengikuti remaja masjid, kegiatan volunteering, maupun kegiatan kerja bakti di lingkungan
sekitar.
Kenakalan
remaja dan pola asuh orang tua
Menurut
agistiawati (2014) pola asuh adalah
sikap orang tua Ketika berinteraksi dengan anak, anak yang dibimbing oleh orang
tua baik secara langsung dan tidak langsung. Orang tua terutama ibu merupakan Pendidik
utama dan pertama, oleh karena itu peran orang tua sangatlah dibutuhkan dalam perkembangan anak. Remaja yang baik dan cerdas
biasanya dilahirkan oleh orang tua yang cerdas. Orang tua yang cerdas pasti
akan mengarahkan dan mengawasi anaknya dalam pergaulan pertemanan, orang tua
dan lingkungannya.
Anak remaja yang
kurang perhatian dari orang tua bisa jadi terjerumus dalam tindak kriminal.
Misalnya dalam minuman keras, pemakai obat terlarang dan kesalahan pergaulan. Banyak kasus remaja yang salah dalam pola
asuhnya, misalnya orang tua hanya memenuhi kebutuhan materi misalnya Uang. Hal tersebut
jika tanpa diberikan pengawasan dan pengarahan khusus dari orang tua bisa
mengakibatkan penyelewengan dalam penggunaannya, misalnya menggunakan uangnya
untuk membeli obat terlarang, minuman keras maupun untuk berfoya-foya dengan temannya.
Maka dari itu orang tua harus
memsberikan pola asuh terkait dengan pemberian materi, pemberian bekal spiritual
contohnya mendidik dalam hal agama, dan pembimbingan sosial untuk bergaul
dengan orang lain.
Remaja dan Guru
Sekolah merupakan tempat kedua bagi remaja karena remaja biasanya setengah hari berada di Sekolah. Sekolah merupakan masyarakat kecil bagi remaja, disini mereka mereka mulai mengenal etika-etika bermasyarakat. Baik etika Ketika bergaul dengan teman sebayanya maupun etika bergaul dengan orang yang lebih dewasa. Banyak terjadi penyimpangan sosial maupun pelanggaran etika dalam pergaulan remaja, misalnya ketika berkomunikasi dengan orang tua maupun dengan teman mereka kurang bisa menempatkan diri. Ketika berada di sekolah pembimbing mereka adalah guru. Peran guru sebagai pendidik, pembimbing, dan teman bagi remaja yang sedang berkembang menuju dewasa awal.
#ODOP#onedayonepost#oprecodop2023
Comments
Post a Comment