Skip to main content

Posts

Showing posts from 2018

Implementas Ideologi Pancasila dalam Ranah Keluarga, Masyarakat, dan Negara

Sejarah pancasila Pancasia sebagai ideologi negara Indonesia tidak semata-mata muncul begitu saja melainkan melalui sebuah perjuangan para tokoh kesmerdekan dan sebelum kemerdekaan Indonesia. Penduduk yang ada di Indonesia ini menyatakan kelompoknya sebagai bangsa pada tanggal 28 oktober 1928 yang dikenal dengan peristiwa sumpah pemuda. Pada waktu itu sistem kerajaan sudah menganut sistem keyakinan yang meliputi agama, hindu, budha, kristen, Islam dan konghuchu. sehingga pada masa itu penduduk di Indonesia sudah memiliki keyakinan bahwa diatas manusia  itu ada penciptanya yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Setelah mempercayai adanya Tuhan, maka hubungan antar manusia, dan bangsa lain ada rasa kemanusaiaan yang mana setelah itu timbullah rasa kemanuasiaan yang disertai rasa keadilan dan adab pada setiap hubungan dan tingkah laku antar manusia. Sikap tersebut menimbulkan rasa persatuan yang kokoh, Nah untuk memperkokoh rasa persatuan, harus ada musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan, kep

Pasukan Kuning Pengabdi paling Tulus

Mungkin dari kita semua sering meremehkan keberadaan Bapak-bapak penjaga kebersihan atau yang biasa disebut pasukan kuning, padahal bapak-bapak inilah yang pengabdiannya paling tulus. Mereka tidak dibingungkan dengan adanya imbalan atau amplop yang diberikan oleh orang lain berkat kerja kerasnya dalam membantu membersihkan fasilitas umum. Teringat dulu saat musim gencar-gencarnya isu ulat bulu, kebetulan di sekitar rumah banyak pohon rindang yang ditumbuhi ulat. Bagi orang biasa ulat merupakan binatang menjijikan karena bentuk dan Bulunya bisa menyebabkan gatal. Namun apakah bapak-bapak tersebut lantas mempertahankan kegeliannya saat melihat ulat-ulat tadi?, Ya jijik merupakan hal yang wajar namun tanggung jawab dari sebuah profesi harus dipertahankan. Bapak-bapak ini tidak lantas berhenti, namun justru lebih bersemangat membersihkannya demi kenyamanan dan keamanan masyarakat. Disaat orang lain sibuk dengan gawainya bapak-bapak ini tidak terpengaruh untuk memegangnya. Alat yang famil

Perjalanan Bunda

Bunda   engkau pelitaku disaat kegelapan mendera Langkahmu selalu mengiringiku disetiap waktu Setiap nafasmu pasti ada doa untukku Tak ada resah dan gelisah pada setiap perjuanganmu Demi terwujudnya impianku Ibu nurani sungguh halus Tidak berharap balas dari anakmu Perjalananmu sungguh panjang Tak terkejar olehku         #odop day 9 # onedayonepostbatch6 #komunitas onedayonepost

Barang Diskon Pengecoh Emak-Emak

Emak-emak memang diberi kelebihan nafsu dan emosi lebih tinggi dibanding bapak-bapak yang menyebabkan mereka tidak rasional dalam memilih dan menetapkan suatu keputusan. Hal ini bisa kita lihat pada saat emak-emak berbelanja. Ketika pergi kewarung dan melihat barang dagangan yang mencolok mata,   emak-emak ini gampang tergiur untuk membeli barang dagangan yang ditawarkan penjual. Nafsunya biasanya mengalahkan sikap rasionalnya. Misalnya ada barang murah dijual ditoko, si penjual menawarkan barang dengan penjelasan manfaat, cara penggunaannya. Para ibu-ibu ini pasti gamang kepincut, padahal barang tersebut tidak masuk prioritas kebutuhannya. Mereka kadang juga mengabaikan kualitas barang yang mereka beli. Penyesalan biasanya ada di belakang ketika mereka menyadari bahwa ada barang yang masuk list kebutuhan belanjanya belum terbeli, setelahnya mereka sadar bahwa barang tadi dari bahan yang kurang berkualitas. Sungguh penyesalan ada di belakang. Kedua adalah emak-emak pemburu diskon. K

Manusia dan Cita-cita

Setiap manusia pasti memiliki cita-cita yang selalu ingin mereka capai, bahkan cita-cita itu hal yang paling di Inginkannya sejak kecil.   Cita-cita merupakan suatu keinginan manusia yang hendak dicapai, cita-cita timbul bisa dari Inspirasi orang sekitar maupun   para tokoh yang mereka kagumi, bisa merupakan sebuah profesi dan tujuan hidup yang yang hendak mereka raih. Banyak manusia yang mempunyai cita-cita dari kecil kemudian mereka berusaha keras untuk mencapainya, kemudian dengan terbuka menyampaikannya kepada orang-orang sekitar dan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Bahkan mereka berani menghadapi berbagai rintangan demi terwujudnya cita-cita suatu kelak nanti, mereka juga mengiringi doa disetiap usahanya, sehingga tercapailah cita-cita tersebut.    Namun ada juga orang yang memiliki cita-cita dari kecil, mereka sudah berusaha dengan diringi doa, namun ada hambatan besar dalam mencapainya. Hambatan-hambatan tersebut bisa jadi dari dalam diri, dan dari luar diri mereka. H

Awal Cerita Di tanah Rencong

Malam yang dingin membuat tubuh ini semakin malas untuk beranjak, Namun teringat bahwa diri ini akan segera berangkat untuk yang menjadi teman belajar anak-anak yang berada   diujung barat Indonesia.   Kawah condrodimuka tempat berlatih pun akan segera kami tinggalkan. Inilah awal kegiatan SM3T dimulai, kami 38 pengabdi mulai di berangkatkan dari Lanal Malang menuju aceh selatan dengan maskapai lion air. Kami yang belum pernah naik pesawat sebelumnya merasakan kepekakan ditelinga. Panjangnya perjalanan tidak membuat kami mengeluh sedikitpun setelah mengingat niat kami telah bulat untuk melihat anak negeri di ujung sana. Sore harinya kami tiba dibandara Aceh pukul 15.00. Sebuah bis mini membawa kami menuju ke kabupaten Aceh Selatan. Sore tak terasa telah berganti malam, untuk mengusir kebosanan seorang anggota pengabdi mengomando untuk memekikan sebuah yel-yel yang sekaligus untuk persiapan pembukaan dengan kadisdik Aceh selatan. Saat subuh tiba sampai di kantor dinas Aceh Selatan

Hikmah sebuah ujian

Setiap orang pasti tidak lepas dengan yang namanya ujian, Namun ujian dari tiap-tiap orang tentu berbeda-beda. Ada orang kaya yang diuji dengan kekayaannya, seorang anak diuji dengan orang tuanya, atau orang tua yang diuji dengan anaknya, seorang siswa diuji dengan kesulitan dan kemalasan dalam belajar.   Semua ujian pastinya sesuai dengan kapasitas diri orang tersebut. Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap orang yang berjuang entah satu atau dua kali pasti pernah mengalami kegagalan dalam usahanya. Kegagalan-kegalan itu bisa jadi merupakan ujian dari Allah untuk mengukur seberapa besar komitmen kita dalam meraih tujuan tersebut. Tidak terkecuali saya yang banyak sekali mengalami ujian hidup, baik dalam kehidupan sehari-hari, maupun kehidupan akademis. Baru-baru ini saya beberapa kali mengalami kegagalan dalam sebuah ujian akhir dalam menyelesaikan Ujian Kompetensi untuk memperoleh gelar guru Profesional. Ujian kompetensi ini diselenggarakan 2 kali ujian dan 4 kali ujian ulang. Sa

SM3T Mencetak Guru yang Terdidik, Tangguh dan Pantang berkeluh kesah

tulisan ini pernah di publhis di LP3.um.ac.id Awalnya keikut sertaan saya dalam program pengabdian ini hanyalah ingin mengetahui bagaimana rasanya mengajar dipelosok. Kata seorang teman yang telah mengikuti pengabdian ini masyarakat dipelosok atau lebih tepatnya didaerah 3T   sangat membutuhkan guru, menghormati dan sangat menghargai hadirnya sosok guru. Mereka sangat semangat untuk bersekolah meskipun dengan sarana dan prasarana yang sangat terbatas dan pergi kesekolah tanpa alas kaki. Mereka tidak patah semangat untuk menuntut ilmu walaupun usianya sudah melampaui batas untuk bersekolah. Cerita-cerita itu berhasil mensugesti Saya untuk bergerak mengikuti pengabdian ini. Hingga suatu saat saya dipanggil untuk megikuti pelatihan di Kawah candradimuka tepatnya di LANAL MALANG.   Bersama prajurit-prajurit TNI kami berlatih untuk menempa diri agar siap ditempatkan di ujung Negeri. Kami dilatih untuk disiplin, tidak manja, selalu nerimo walaupun dengan keadaan yang sangat terbatas. Aga

Pendidikan antara Candu dan Racun

Ngomong-ngomong tentang pendidikan tidak akan ada habisnya, mulai dari pendidikan pra sekolah sampai pendidikan orang dewasa. Semua orang pasti mengenal pendidikan, meskipun hanya dalam taraf pendidikan keluarga. Ya pendidikan merupakan sebuah proses dimana memberikan pengalaman kepada seseorang yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi orang yang terampil, bahkan pendidikan mampu menjadikan orang yang tadinya berkelakuan tidak baik menjadi baik, atau bisa jadi sebaliknya ketika transformasi pendidikan tidak tepat dapat menyebabkan kesalahan yang fatal. Bagi sebagian orang pendidikan merupakan sebuah prioritas kebutuhan, mereka rela berjuang meraih rizki, belajar mati-matian, merantau bertahun-tahun demi melanjutkan cita-citanya. Bagi orang dikelompok ini pendidikan merupakan candu dimana mereka selalu haus akan ilmu terutama menempuh pendidikan di ranah formal. Setelah menyelesaikan suatu jenjang pendidikan mereka biasanya ingin sekali menempuh pendidikan